Ramadhan merupakan bulan istimewa dalam kalender hijriyah umat islam. Selain dalam hal ritual keagamaan, keistimewaan bulan Ramadhan juga terlihat dalam hubungan interaksi sosial umat muslim. Namun, di era modern yang serba digital, cara umat muslim melaksanakan ibadah maupun berinteraksi sosial di bulan ramadhan mulai banyak berubah. Tradisi – tradisi lama kini mulai beradaptasi dengan kemajuan teknologi, menciptakan perpaduan nilai klasik dan inovasi baru dalam satu waktu.
Asas dari teknologi adalah mempermudah manusia dalam melakukan aktifitas. Tidak terkecuali dalam hal ibadah di bulan Ramadhan. Dulu, umat islam mengandalkan adzan dan pengumuman manual untuk mengetahui kapan waktu sahur dan berbuka. Kini, melalui aplikasi islami di smartphone kita sudah bisa mendapatkan layanan peringatan waktu sahur dan berbuka. Bahkan bukan cuma itu saja, cukup melalui satu aplikasi islami kita bisa mendapatkan layanan tambahan seperti penentu arah kiblat, jadwal shalat, bacaan doa-doa harian dan alquran digital yang memudahkan kita dalam membaca alquran dimana saja dan kapan saja.
Selain itu, ceramah agama atau kajian agama sudah tidak lagi terbatas hanya melalui mimbar-mimbar masjid atau majelis taklim. Majunya teknologi media sosial dan platform streaming memudahkan umat muslim untuk mengakses ceramah dari ulama diseluruh dunia, tanpa terhalang jarak dan waktu.
Melihat efek masif dari media sosial dalam menyebarkan informasi, banyak ulama atau ustadz yang kini menggunakan media sosial sebagai alat bantu dalam berdakwah. Media sosial seperti Instagram, Facebook, Tiktok dan selainnya digunakan untuk menyebarkan pesan kebaikan, konten inspiratif maupun nilai-nilai atau hukum-hukum keagamaan dalam islam. Melalui konvergensi media pesan-pesan keagamaan tersebut dengan cepat dapat menjangkau ribuan bahkan jutaan orang dalam waktu singkat.
Namun, teknologi yang awalnya untuk membangun iman di bulan Ramadhan justru dapat menjadi godaan untuk menyia-nyiakan waktu. Alih-alih fokus beribadah, sebagian orang justru terjebak dalam aktivitas yang kurang bermanfaat bahkan jatuh pada perbuatan maksiat di bulan Ramadhan. Diantara penyebab distraksi seperti scrolling konten yang tidak bermanfaat atau tanpa tujuan, notifikasi yang menggangu dan menarik perhatian, iklan dan konten yang tidak berkaitan dan tidak senonoh, bermain game, nonton film durasi panjang dan sebagainya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak terutama teknologi komunikasi. Sehingga teknologi komunikasi dapat digunakan untuk mendukung aktifitas ibadah dibulan Ramadhan dan bukan mengalihkan perhatian.
Beberapa tradisi di bulan Ramadhan, terutama di Indonesia juga mengalami perubahan akibat kemajuan teknologi. Ngabuburit atau aktifitas menjelang berbuka puasa yang biasa diisi dengan berburu takjil di pasar tradisional kini telah beralih ke aplikasi online. Bahkan, sedekah dan zakat seperti zakat fitrah di akhir bulan ramadhan yang dulu dilakukan secara langsung kini dapat dilakukan melalui platform digital dari berbagai lembaga amil.
Hal ini tentu membawa keuntungan dalam hal efisiensi dan jangkauan yang lebih luas. Namun, di sisi lain, ada nilai kebersamaan yang terkikis sedikit demi sedikit karena interaksi langsung yang semakin berkurang. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan upaya melestarikan esensi tradisi yang kini menjadi tantangan tersendiri.
Perkembangan teknologi memang tidak dapat dihindari, tetapi bagaimana cara kita memanfaatkannya adalah pilihan kita. Ramadhan di era digital tetap harus dijalani dengan penuh kesadaran akan makna spiritualnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga distraksi teknologi terutama media sosial dalam bulan ramadhan diantaranya :
Menggunakan teknologi sebagai media untuk beribadah. Gunakan teknologi sebagai media untuk mendengarkan kajian online, murotaal alquran atau membaca alquran digital.
Membatasi penggunaan sosial media. Batasi penggunaan media sosial untuk menghindari distraksi yang dapat mengalihkan perhatian kita dalam beribadah di bulan ramadhan
Tetap menjaga interaksi sosial secara langsung. Berinteraksi secara langsung mempunyai banyak manfaat. Diantaranya, membangun kedekatan emosional, meminimalisir kesalahpahaman, meningkatkan dampak psikologis positif serta memperkuat nilai sosial dan budaya.
Memanfaatkan platform digital untuk berbagi dan bersedekah. Sosial media memudahkan dalam berbagi terhadap sesama. Tetapi tetap niatkan karena Allah bukan untuk pamer.
Ramadhan di era digital mempunyai berbagai kemudahan, namun juga melahirkan tantangan baru. Tradisi dan kemajuan teknologi tidak harus bertentangan. Justru, jika digunakan dengan bijak, teknologi dan tradisi dapat saling melengkapi. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga niat dan fokus ibadah di bulan ramadhan. Sehingga teknologi menjadi alat untuk memperkuat keimanan spiritualitas bukan malah menguranginya.
Semoga Allah Subhanallahu Wataa’la memberkahi ramadhan kita semua tahun ini, dalam kehidupan nyata maupun kehidupan digital.
Oleh: La Here Kaharfin
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Gorontalo