Di ujung tenggara Sulawesi, gugusan pulau yang dikenal sebagai Kepulauan Buton menyimpan sejuta potensi dan sejarah yang membanggakan. Wilayah ini bukan hanya kaya akan hasil laut, tambang aspal, dan pesona wisata alamnya, tetapi juga memiliki identitas budaya yang kuat, diwariskan turun-temurun dari Kesultanan Buton yang melegenda.
Namun di balik semua kekayaan itu, masih terhampar tantangan panjang dalam pembangunan dan pelayanan publik. Warga di pulau-pulau kecil kerap harus menempuh jarak jauh hanya untuk mengakses layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Infrastruktur yang minim dan akses logistik yang terbatas menjadi penghambat utama bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
Dalam konteks itulah gagasan pembentukan Provinsi Kepulauan Buton muncul—sebagai sebuah harapan untuk menjawab ketimpangan, mempercepat pemerataan pembangunan, dan membawa pelayanan lebih dekat kepada masyarakat. Usulan ini bukan sekadar pemekaran administratif, melainkan wujud dari aspirasi masyarakat yang ingin mendapatkan keadilan sosial dan pengakuan atas identitas wilayah mereka.
Baca juga artikel sebelumnya:Â https://ranahsultra.com/berita/sepeda-motor-ditemukan-harapan-keluarga-muncul-sebelum-jasad-la-kooke-ditemukan-di-hutan-matombura/
Meski proses panjang dan birokratis terkadang membuat semangat nyaris padam, masyarakat Kepulauan Buton terus bergerak. Mereka membangun dari bawah, mengorganisir gerakan akar rumput, dan menjaga bara harapan tetap menyala.
Mereka sadar, perubahan besar tak datang dalam semalam. Tapi mereka juga percaya, bahwa mimpi besar butuh ketekunan dan keyakinan. Kini, harapan itu telah menjadi bagian dari identitas kolektif. Di setiap senyum anak-anak yang berangkat sekolah dengan perahu kayu, di setiap nelayan yang pulang membawa hasil lautnya, dan di setiap upacara adat yang digelar dengan khidmat, semangat menuju Provinsi Kepulauan Buton terus hidup.
Provinsi Kepulauan Buton bukan sekadar cita-cita politik, ia adalah simbol dari perjuangan panjang untuk masa depan yang lebih adil. Dan seperti matahari yang tak pernah lelah terbit setiap pagi, harapan itu pun tak pernah padam.