Tampil Beda Manfaatkan Libur Lebaran, Komunitas Pondok Salah Pilih Ekplorasi Situs Bersejarah Muna

Berita522 Dilihat

RANAHSULTRA.COM – Di tengah tradisi berlibur di pantai yang sudah lama menjadi pilihan utama warga Muna, sekelompok pemuda justru memilih untuk menjelajahi peninggalan bersejarah Keraton Kerajaan Muna selama libur lebaran tahun ini.

Setiap tahun, masyarakat Muna, khususnya generasi muda, cenderung menghabiskan waktu liburan lebaran mereka dengan berkunjung ke pantai-pantai indah di wilayah tersebut.

Namun, tahun ini, muncul fenomena yang berbeda. Sekelompok pemuda yang tergabung dalam komunitas Pondok Salah memutuskan untuk menjelajahi dan mengkaji situs bersejarah, yakni Keraton Kerajaan Muna, yang terletak di kawasan kampung lama Kabupaten Muna.

Komunitas pemuda desa Bone Kancitala  ini menilai bahwa warisan budaya seperti keraton adalah aset berharga yang perlu dilestarikan dan dipelajari, terlebih untuk generasi muda yang mulai terbiasa dengan hiburan modern.

Dalam kunjungan itu, mereka tidak hanya menikmati keindahan arsitektur dan sejarah yang dimiliki keraton, tetapi juga belajar mengenai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Salah satu anggota Komunitas Pondok Salah, Radians Putra Sawal, mengungkapkan bahwa selain untuk berlibur, tujuan mereka adalah mengenalkan dan mengajak masyarakat, terutama pemuda, untuk lebih peduli terhadap warisan budaya yang ada di Muna.

“Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat Muna, khususnya kaum muda, bahwa berwisata tidak hanya terbatas pada pantai, tetapi juga bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang menyimpan banyak cerita tentang masa lalu kita,” ujar pria yang akrab disapa Devil itu.


foto:intan/pondoksalah/ranahsultra.com

Keraton Kerajaan Muna sendiri merupakan salah satu situs budaya yang sangat penting di Sulawesi Tenggara.

Dengan sejarah yang panjang, keraton ini tidak hanya menjadi simbol kekuasaan kerajaan Muna, tetapi juga memiliki berbagai nilai sejarah dan budaya yang menggambarkan perjalanan panjang peradaban masyarakat suku Muna.

Para pengunjung dapat melihat langsung peninggalan-peninggalan sejarah, seperti bangunan kuno dan artefak yang berasal dari era kerajaan.

Fenomena ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termaksut pihak pengelola situs sejarah tersebut.

Pihak pengelola, Hatibino Lawa Imam mesjid keraton Muna, La Ode Maijila menyampaikan, apa yang dilakukan Komunitas Pondok salah kali ini diharapkan dapat menarik lebih banyak komunitas dan generasi muda untuk mengunjungi dan mengenalkan pada dunia luar.

“Kami sangat mengapresiasi langkah adik adik dari Pondok Salah. Ini adalah salah satu cara yang bagus untuk mengangkat potensi wisata budaya yang ada di Kabupaten Muna,” ungkapnya.

Selain itu, fenomena ini juga membuka peluang bagi sektor pariwisata untuk berkembang lebih beragam, tidak hanya mengandalkan wisata alam.

Dengan menggabungkan wisata alam dan budaya, Kabupaten Muna dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang ingin merasakan pengalaman yang lebih mendalam mengenai sejarah dan tradisi lokal.

Dengan langkah ini, Pondok Salah telah mengajak pemuda Muna untuk berwisata sambil belajar, mengenali dan menghargai warisan budaya yang menjadi bagian dari identitas daerah mereka.

Sebuah contoh konkret bagaimana liburan dapat menjadi kesempatan untuk lebih dekat dengan sejarah dan budaya setempat, serta melestarikan warisan yang telah ada sejak berabad-abad lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *